jAm sAbaraha iEu...........

Sabtu, 01 Desember 2007

...peNrus iSLaM...


Ada yang sejuk dalam atmosfir remaja saat ini. Paling tidak, atribut yang dikenakan remaja sekarang lebih ‘hijau’. Bukan berarti ikutan program penghijauan, lho. Bener-bener sejuk dan enak dipandang mata. Yang laki tampil kalem dengan baju koko dan jenggot. Yang konon kabarnya adalah aksesoris ‘wajib’ anak masjid. Meski untuk urusan jenggot, belakangan teman-teman remaja—khususnya yang putri— juga dibikin pusing tujuh keliling. Pasalnya, tidak semua yang berjenggot itu adalah ‘ikhwan’. Malah banyak juga anak Ska dan funky yang ‘nyantolin’ jenggotnya di dagu mereka. Malah pake acara dicat segala.
Dan yang putri saat ini sedang betah memakai jilbab. Mudah-mudahan selamanya. Sekarang remaja memang tengah gandrung dengan Islam. Tentu saja merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan.
Terus, Brur. Nggak hanya itu, ternyata teman-teman remaja juga mulai getol mengikuti dan ngadain kajian-kajian keislaman. Untuk melegalkan kegiatannya, mereka ramai-ramai mendirikan orga¬nisasi remaja. Coba, udah nggak keitung jumlahnya organisasi remaja masjid.
Di Jakarta saja, remaja masjid yang udah berkibar dengan kegiatan-kegiatan keislamannya lumayan banyak. Ada RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa), Remaja Masjid Cut Mutia, Remaja Masjid Pondok Indah, malah ada juga aktivis Labmend alias Laboratorium Mental Dakwah, dan sebagainya. Tentu saja perkembangan seperti ini perlu terus dipantau dan diarahkan. Soalnya, bila nggak ada bimbingan, khawatir remaja malah cuma ikut-ikutan saja. Sayang kan? Maka, maraknya jilbab, baju koko, dan jenggot yang begitu kental di kalangan remaja seusia kamu harus disikapi dengan serius. Tentu setelah itu adalah diarahkan.
Pekatnya semangat keislaman di kalangan remaja ini diharapkan sebagai counterattack terhadap maraknya budaya pop remaja yang cenderung hura-hura dan bebas nilai. Pembinaan intensif yang mendalam dan jernih serta terarah menjadi keharusan, dan akan mampu menumbuhkan remaja Islam yang handal. Tidak saja mampu menjaga dirinya, tapi juga menularkan kebaikan itu kepada kawan-kawannya. Remaja model begini, bakal mampu menyelamatkan generasi muda dari bahaya kerusakan dalam kehidupannya.
Harus MilitanPerlu diwaspadai, bahwa suasana ini bukan berarti tanpa batu sandungan. Maraknya ‘aksesoris’ Islam yang dikenakan remaja bukan tanpa masalah. Persoalannya adalah, sejauh mana remaja gandrung dengan Islam. Apakah sebatas trend saja atau memang murni muncul dari kesadaran? Ini yang harus perhatikan. Bila itu terbukti cuma trend, tanpa didukung dengan kesadaran dan pasokan tsaqofah yang kuat, bisa berbahaya. Kenapa? Bukan tak mustahil bila kemudian geraknya seperti gaya dewa mabok alias acak-acakan (random move), lalu ambruk dan nggak bangkit lagi. Menyakitkan, bukan?
Jadi gimana, dong? Gini sobat, kita tentu gembira dengan prestasi sebagian dari kamu yang getol menyuarakan Islam. Itu sudah kemajuan tersendiri di tengah haru-birunya budaya Barat yang meracuni pemikiran dan gaya hidup remaja seusia kamu. Artinya, semangat kamu yang menyala-nyala untuk mendakwahkan Islam harus didukung dengan tsaqofah Islam yang tinggi. Dengan kata lain, jangan cuma semangat doang. Tapi harus ada ‘isi’nya. Supaya nggak diledekin dengan peribahasa Tong kosong nyaring bunyinya.
Semangat kamu memakai jilbab, harus didukung pula dengan kajian Islam yang benar. Bukan apa-apa, ketika kamu mengenakan jilbab, pastikan bukan cuma ikut-ikutan atau karena latah mengikuti mode yang berkembang. Tapi harus dipahami sebagai sebuah kewajiban bagi seorang muslimah.
Inilah yang bakal melahirkan generasi Islam yang militan. Tahu kan militan? Ya, idealislah. Atau mungkin bisa juga disebut ‘garang’. Pokoknya, kental banget nilai-nilai Islamnya. Bukan cuma aksesorisnya saja, tapi juga tsaqofah alias ‘isi’nya. Supaya tahan goncangan, terutama bila harus berhadapan dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Tahan banting deh.
Jadi ketika kamu yang cewek berani membakar bikini dan enjoy dengan jilbab, pastikan bahwa nilai Islam itu juga mampu memenuhi pikiran dan perilaku. Soalnya, malu dong, kalo ternyata kamu berjilbab cuma untuk jual tampang doang. Apalagi Islam tak sampai menyentuh sikap dan perilaku kamu. Bahaya bin gawat. Bukan apa-apa, nanti bila kamu terjebak dalam pergaulan bebas, misalkan. Temen-teman kamu yang masih ‘umum’ berkomentar menyakitkan. Tak mustahil bila mereka memukul rata alias mengeneralisir sikap kamu itu untuk semua yang pakai jilbab. Berabe kan? Maka, mulai sekarang isi juga tuh kepala kamu dengan tsaqofah Islam. Supaya pemikiran dan perilakunya juga Islami. Ini termasuk buat yang cowok juga. Bener, nggak?
Supaya bisa begitu gimana? Begini, harus dipahami bahwa Islam bukan cuma teori. Yang hanya bisa dijumpai dalam kitab-kitab atau ilmu ulama. Catet itu. Bener, Brur! Islam bukan cuma teori. Kalau ada yang ngotot mengatakan bahwa Islam itu hanya teori doang, salah besar. Berarti doi nggak paham dengan Islam itu sendiri. Padahal Rasulullah saw dan para sahabat sudah mempraktekkan masalah ini sehingga melahirkan satu umat yang mulai dan tangguh dalam wadah sistem masyarakat Islam di Madinah yang kemudian menjadi pusat dakwah Islam ke seluruh dunia.
Sobat, Islam itu agama yang sempurna yang tidak saja mengatur urusan akhirat, tapi juga menata kehidupan dunia. Islam nggak cuma ngurusi sholat dan puasa doang, tapi juga mengatur bagaimana menyelesaikan problem ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya. Dan memang Islam itu wajib direalisasikan dalam kehidupan. Bila ini yang ditempuh, tak mustahil akan muncul generasi yang mulia dan hebat. Firman Allah SWT: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110).
Sikap militan seperti itu tentu akan mudah membedakan mana yang biasa-biasa saja, mana yang sungguh-sungguh. Bahkan semudah membedakan mana warna hitam dan mana warna putih. Tentu saja karena sangat kontras. Bener nggak, Non?
Bayangkan, bila aktivis Islam cuma mengandalkan semangat, sementara ia mengabaikan tsaqofah Islam. Maksud mengabaikan di sini adalah tidak mempelajarinya. Itu sangat berbahaya. Mungkin mbahnya bahaya. Pokoknya bahaya banget deh. Ada contoh menarik, masalah seperti ini pernah dimuat Republika tanggal 8 Januari 1997. Dalam laporan tersebut, sejumlah anak muda yang melakukan Dakwah On the Street (DOS)—yang merupakan salah satu kegiatan dari Labmend—menebarkan kartu ucapan ‘Selamat Datang Ramadhan’ pada pe¬ngendara mobil di Jakarta. Lucunya, remaja-remaja yang ikutan ternyata tidak dididik untuk memahami syariat yang sudah lumrah sekalipun. Mereka yang putri dengan enaknya hanya mengenakan celana jins dan T-Shirt model ketat

Tidak ada komentar:

aNdA tAmu kE ..........!!!!

About Me

bekaSi, baratlah, Indonesia
w ituh apah yach ..............hum kta temanqu aq ituh Lutcu,,mAniEzZ bGd,,kEras kepaLa,,gokiL,,nARsiiis,,bae,,udah ah sgituh aJah,,biZ caPe......hihihihi